Translate

Minggu, 15 Maret 2015

makalah pkn : prestasi diri (kelas 9 smp)

KATA PENGANTAR

 Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga dan sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas tentang  “prestasi diri”  ini
Makalah ini merupakan salah satu tugas Pendidikan Kewarganegaraan kelas IX semsester 2
 Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan arahan kepada penyusun.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.







                                                                                                        makassar, 21 februari2012
                                                                                                                     Penyusun 


DAFTAR ISI


 Kata pengantar ………………………………………   1

 Daftar isi …………………………….   2

 BAB I  PENDAHULUAN …………………………..   3
 A. Latar Belakang  ………..…………………………  3
 B. Pokok Permasalahan ..…………………………….  3

 BAB II  PEMBAHASAN  …………………………… 4
 A.  prestasi diri bagi keunggulan bangsa……………………………    4
 B.  hubungan potensi diri dan prestasi diri untuk berprestasi sesuai  kemampuan  ……………… 5
 C.  Peran serta dalam berbagai aktifitas untuk mewujudkan prestasi diri sesuai kemampuandemi                   keunggulan bangsa    ……………………… 6


 BAB III  PENUTUP ………………………………    12
 A.  Kesimpulan ……………………………………     12
B.  Saran  …………………………………………    12
c. lampiran…………………………………….  13
DAFTAR PUSTAKA  ……………………………    21



      Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Manusia hidup di muka bumi ini tidak hanya untuk sekedar makan dan
minum saja. Tetapi sebagai manusia harus mempunyai aktivitas lainnya. Apakah
hanya hidup untuk makan atau makan untuk hidup? Semuanya tergantung
pada diri individu masing-masing. Tetapi sebagaimana dikemukakan oleh
Robert J Tamasy, hidup di dalam dunia ini, upaya menunjukkan keunggulan
diri (self promotion) tidak hanya dianggap biasa, tetapi juga seolah dianjurkanbahkan
kita dituntut untuk melakukannya. Kita masih ingat sebagaimana yang dikatakan Mohamad Ali ketika meraih gelar juara tinju dunia, dia berteriak
“Sayalah yang terbesar”. Ungkapan itu merupakan pernyataan kebanggaan akan keunggulan diri dan prestasinya dalam olah raga tinju. Sebenarnya untuk
berprestasi tidak hanya di bidang olah raga, namun juga dalam bidang yang
lain seperti seni atau ilmu pengetahuan.
Pada bab ini kalian akan mempelajari tentang prestasi
diri bagi keunggulan bangsa, hubungan potensi diri dan
prestasi diri untuk berprestasi sesuai kemampuan dan
peran serta dalam berbagai aktivitas untuk mewujudkan
prestasi diri sesuai kemampuan demi keunggulan bangsa.
Pada akhirnya kalian diharapkan dapat mewujudkan
potensi diri menjadi prestasi diri yang membanggakan
bangsa.

B. permasalahan

1. apa pengertian prestasi diri ?
2. bagaimana cara untuk meraih prestasi diri ?
3. seberapa penting prestasi diri bagi seseorang ?


            Bab II

     pembahasan

A. PRESTASI DIRI BAGI KEUNGGULAN BANGSA

Setiap bangsa di dunia ini tentu memiliki kekhasan
yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak terkecuali
dengan bangsa dan negara Indonesia. Sejak berdirinya
pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia telah
memiliki prestasi diri yang tidak sedikit. Prestasi diri adalah
suatu kebanggaan yang telah dimiliki/diraih oleh suatu
bangsa. Prestasi diri dapat dimiliki oleh individu maupun
kelompok bahkan bangsa. Seperti baru-baru ini Human
Development Index Indonesia tahun 2007 menduduki
peringkat 107 dunia, atau mengalami peningkatan prestasi
dalam menangani korupsi dan tidak lagi menjadi negara
terkorup seperti sebelumnya.
Apakah mereka
dapat disebut telah berprestasi ?
Coba bandingkan
pemahaman kalian tentang aktivitas dan hubungannya
dengan prestasi diri dengan paparan berikut ini.
Setiap manusia apapun profesinya tentu akan
mempunyai keinginan untuk berprestasi. Oleh karena
dengan berprestasi seseorang akan dapat menilai apakah
dirinya sudah berhasil mencapai tujuan hidupnya atau
tidak, juga untuk membawa nama baik bangsa dan negara
jika memang bisa. Pengertian prestasi yaitu hasil yang telah
dicapai, dilakukan, diperoleh atau dikerjakan. Prestasi tiap
orang tidak akan sama, ada yang berprestasi dalam hal :
• melukis
• berolahraga
• irama musik
• cepat menghitung
• puisi
• pemimpin
• menyesuaikan diri
• tampil menawan dan lain-lain
Manakah yang paling bagus prestasinya? Tidak
mungkin terjawab dengan tepat, karena masing-masing
peristiwa menampilkan “tokoh” yang memiliki kecerdasan
dalam bentuk yang berbeda-beda. Prestasi antara orang
satu dengan lainnya tentu tidak akan sama, dan seseorang
tidak akan mungkin menjadi orang yang sama persis
dengan orang yang dikagumi prestasinya. Mengapa
demikian?
Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang
berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri
setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli
berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik
(berbeda satu dengan lainnya).
Sebagai Warga Negara Indonesia yang baik maka
setiap orang berusaha berprestasi demi keunggulan
bangsa Indonesia tercinta. Tentu sangat membanggakan
jika kita dapat berprestasi seperti Taufik Hidayat, Susi
Susanti, Gita Gutawa Juara menyanyi di Mesir tahun 2007,
Usman Hasan Saputra, Hermawan Kertajaya, Prof Dr Ir BJ
Habibie, Dahlan Iskan atau Ir Ciputra, serta masih banyak
lagi yang dapat dilihat dan disaksikan sendiri. Semua
berprestasi sesuai bidangnya masing-masing. Ada yang di
bidang olah raga, seni, budaya, maupun ilmu pengetahuan
serta enterpreneur (wiraswasta). Mengapa mereka dapat
berprestasi di bidangnya, dan mengapa kita tidak atau
belum mampu berprestasi seperti mereka ?
B. HUBUNGAN POTENSI DIRI DAN PRESTASI DIRI UNTUK                BERPRESTASI SESUAI KEMAMPUAN

Potensi berasal dari kata bahasa Inggris to potent yang
berarti keras, kuat. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia
yang dimaksud potensi adalah kemampuan-kemampuan
dan kualitas-kualitas yang dimiliki oleh seseorang, namun
belum dipergunakan secara maksimal.
Potensi merupakan suatu daya yang dimiliki oleh
manusia, tetapi daya tersebut masih terpendam dalam diri
yang bersangkutan. Setiap manusia pada dasrnya memiliki
potensi, tetapi tidak setiap manusia berkehendak dan mau
bekerja keras untuk mendayagunakan potensi tersebut.
Pengertian potensi diri adalah kemampuan yang dimiliki
setiap pribadi (individu) yang mempunyai kemungkinan
untuk dikembangkan dalam berprestasi. Potensi diri adalah
kemampuan yang terpendam pada diri setiap orang, setiap
orang memilikinya. Potensi diri ada yang positif dan ada
yang negatif.
Potensi diri yang positif seperti :

1. memiliki idealisme
2. dinamis dan kreatif
3. keberanian mengambil resiko
4. optimis dan kegairahan semangat
5.kemandirian dan disiplin murni
6. fisik yang kuat dan sehat
7. sikap ksatria
8. terampi dalam menerapkan iptek
9. kompetitif
10. daya pikir yang kuat
11. memiliki bakat


Selain potensi diri yang positif setiap manusia juga
memiliki potensi diri yang negatif seperti :
1. mudah diadu domba
2. kurang berhati-hati
3. emosional
4. kurang percaya diri
5. kurang mempunyai motivasi
C. PERAN SERTA DALAM BERBAGAI AKTIVITAS UNTUK
    MEWUJUDKAN PRESTASI DIRI SESUAI KEMAMPUAN
    DEMI KEUNGGULAN BANGSA.
ciri-ciri kreativitas dapat dilihat dari
seseorang yang memiliki rasa ingin tahu (sense of curiosity),
kebutuhan untuk berprestasi (need of achievement),
dapat beradaptasi (adaptable) dan memiliki kemampuan
menempuh resiko.
Prestasi diri merupakan perwujudan dari bakat
dan kemampuan, dan akan optimal jika dikembangkan
melalui pendidikan dan pelatihan. Dalam kaitannya
dengan anak berbakat dinamakan anak lantip, Gardner
memiliki pandangan yang berbeda, ia menyatakan bahwa

“keberbakatan” manusia bukanlah berdasarkan skor tes
standar semata, namun sebagai:
1. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi
dalam kehidupan manusia.
2. Kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan
baru untuk diselesaikan.
3. Kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau
menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan
dalam budaya seseorang.
Anak berbakat (anak lantip) dibedakan dari
anak jenius. Anak jenius disebut juga anak berbakat
taraf sangat tinggi (highly gifted) yang sangat
jarang ditemukan sedangkan anak
berbakat banyak ditemukan di sekolahsekolah.
Ada lima macam keberbakatan,
yaitu (1) keberbakatan intelektual, (2) keberbakatan
akademik, (3) keberbakatan
kreatif, (4) keberbakatan kepemimpinan
dan sosial, dan (5) keber-bakatan seni.
Analisis dari Bloom tentang lantip
pada Peserta Olympiade Science, bahwa :
Pertama, memiliki kemampuan luar
biasa tinggi untuk mencurahkan sejumlah
besar waktu dan usaha untuk mencapai
suatu standar yang tinggi. Karakteristik
ini telah ada pada usia 5 atau 8 tahun
dan menjadi semakin bertambah setelah
orang-orang tersebut menerima pengajaran
beberapa tahun.
Kedua, memiliki sifat kompetitif dengan teman sebaya
dalam bidang talent tersebut dan memiliki kebulatan tekad
untuk melakukan yang terbaik.
Ketiga, memiliki kemampuan belajar secara cepat
tentang teknik-teknik baru, ide-ide, dan proses dalam
bidang talent tersebut.
Karakteristik lantip menurut Kitano dan Kirby
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• fisik yang menarik dan rapi dalam penampilan;
• diterima oleh mayoritas dari teman-teman sebaya dan
orang dewasa;
• keterlibatan dalam beberapa kegiatan sosial, mereka
memberikan sumbangan positif dan konstruktif;
• kecenderungan dipandang sebagai juru pemisah dalam
pertengkaran dan pengambil kebijakan oleh teman sebayanya;
• memiliki kepercayaan tentang kesamaan derajat semua
orang (egalitarian) dan jujur;
• perilakunya tidak defensif dan memiliki tenggang rasa;
• bebas dari tekanan emosi dan mampu mengontrol
ekspresi emosional sehingga relevan dengan situasi;
• mampu mempertahankan hubungan abadi dengan
teman sebaya dan orang dewasa;
• mampu merangsang perilaku
produktif bagi orang lain;
• memiliki kapasitas yang luar
biasa untuk menanggulangi
situasi sosial dengan cerdas,
humor, dan pemahaman.
Karakteristik di atas biasanya
dimiliki oleh mereka yang
telah berprestasi. Prestasi akan
mencapai hasil yang bagus jika
dalam situasi dan kondisi saat kesempatan pengembangan
bakat (lantip) dipenuhi. Hal ini bisa diperoleh dari guru
yang memberikan peluang kepada siswa untuk berkembang
potensinya secara optimal. Kepribadian guru dapat
membantu siswa untuk berprestasi antara lain :
1. Bersikap terbuka terhadap hal-hal baru
2. Peka terhadap perkembangan anak baik secara fi sik
maupun psikis
3. Mempunyai pertimbangan luas dan dalam
4. Penuh pengertian
5. Mempunyai sifat toleransi
6. Mempunyai kreativitas yang tinggi
7. Bersikap ingin tahu

Selain memiliki kepribadian, guru
juga harus memiliki hubungan sosial
dengan siswa yang dapat mendorong
timbulnya prestasi yaitu suka dan pandai
bergaul dengan anak berbakat serta
memahami kesulitan yang dihadapi anak
tersebut. Selain itu guru diharapkan
dapat menyesuaikan diri dan mudah
bergaul serta mampu memahami dengan
cepat tingkah laku anak berbakat tersebut.
Untuk anak berbakat memang harus ada perhatian
khusus dari guru karena kadang-kadang mereka bertindak
berbeda dengan teman lainnya. Misalnya bertanya secara
kritis, meminta perhatian lebih bahkan terkadang seperti
melawan guru. Untuk itu kebesaran hati dari guru untuk
tidak bertindak negatif, tetapi malah lebih memperhatikan
mereka sehingga dapat memperlihatkan bakatnya.
Selain guru, peran orangtua juga tidak kalah pentingnya
dalam mengembangkan potensi diri yang dimiliki
anak untuk menjadi prestasi diri sesuai kemampuannya.
Meskipun hak utama pengajaran yang utama ada di tangan
orangtua, tetapi alangkah baiknya jika orangtua tidak memaksakan
kehendak kepada anaknya untuk menjadi apa
kelak. Orangtua seharusnya bersikap demokratis dalam
arti menyerahkan kepada anak mau menjadi apa kelak,
tetapi tetap di sampingnya untuk selalu mendampingi
dan mengingatkannya jika mereka salah. Orangtua selalu
memberikan fasilitas, doa dan dorongan demi keberhasilan
anaknya.
Peran masyarakat juga tidak kalah pentingnya,
karena bagaimanapun hebatnya seseorang berprestasi
jika tidak dapat dirasakan manfaatnya secara langsung
maupun tidak langsung oleh masyarakat tentu tidak bermakna.
Berbeda jika hasil prestasi dirinya dapat dirasakan
masyarakat tentu akan lebih bermakna, seperti prestasi
Tim bulutangkis Indonesia, kemenangan Tim Olimpiade
Fisika Indonesia maupun temuan Nutrisi Saputra oleh Usman
Hasan Saputra. Peran masyarakat juga bisa dengan
memberikan dukungan dana dalam suatu prestasi yang dicapai
seseorang, misalnya memberikan bea siswa, hadiah,
atau memberikan biaya penelitian sehingga menghasilkan
suatu prestasi.
Semua merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan,
seseorang yang punya potensi diri akan mampu
menunjukkan prestasi diri dengan motivasi yang kuat
dengan dukungan keluarga, guru dan masyarakat. Peran
guru bisa diganti oleh pelatih maupun seseorang yang punya
kepedulian seperti Yohanes Saputra dalam Tim Olimpiade
Fisika Indonesia ataupun Ir Ciputra dalam penelitian
Nutrisi Saputra oleh Umar Hasan Saputra.
Kebutuhan untuk berprestasi terjemahan dari need
of achievement sebagaimana dikemukakan John Atkinson
dan David Mc Clelland pada tahun 1940-an. Kebutuhan
berprestasi atau n-ach tercermin dari perilaku individu
yang selalu mengarah pada suatu standar keunggulan.
Orang-orang yang mempunyai perilaku seperti ini
menyukai tugas-tugas yang menantang, tanggung jawab
secara pribadi, dan terbuka untuk umpan balik guna
memperbaiki prestasi inovatif-kreatifnya. Hal inilah yang
harus dimiliki oleh seseorang supaya dapat berprestasi,
jika dikaitkan dengan teori Maslow maka hal ini dapat
dikatakan merupakan kebutuhan aktualisasi diri.
Tahap aktualisasi diri menurut Andri Wongso
merupakan proses realisasi potensi diri setelah kita mampu
melakukan tindakan-tindakan cepat, berani ambil resiko,
dan mampu mengambil pelajaran atas keberhasilan dan
kegagalan kita. Dalam proses perwujudan ini kita dituntut
untuk melakukan segala sesuatunya secara profesional,
efektif, dan efisien. Sebab ini sangat berkaitan dengan
peluang atau kesempatan yang kita peroleh.
Berbagai upaya untuk mencapai prestasi dapat
dilakukan dengan cara-cara sebagaimana dikemukakan
oleh Sujiyanto yaitu :

1. kreatif dan inovatif
2. tanggung jawab
3. bekerja keras
4. memanfaatkan sumber daya


Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai
remaja yang berada dalam fase perkembangan masa remaja
adalah memiliki keterampilan sosial (social skill) untuk
dapat menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari.
Keterampilan-keterampilan sosial tersebut meliputi:
1. Kemampuan berkomunikasi
2. Menjalin hubungan dengan orang lain
3. Menghargai diri sendiri dan orang lain
4. Mendengarkan pendapat atau keluhan dari orang lain
5. Memberi atau menerima feedback
6. Memberi atau menerima kritik
7. Bertindak sesuai norma dan aturan yang berlaku.
Apabila keterampilan sosial dapat dikuasai oleh remaja
pada fase tersebut maka ia akan mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosialnya. Hal ini berarti pula
bahwa sang remaja tersebut mampu mengembangkan
aspek psikososial dengan maksimal sehingga dia akan
dapat berprestasi.
Hasil studi Davis dan Forsythe, dalam kehidupan
remaja terdapat delapan aspek yang menuntut keterampilan
sosial (social skill) yaitu:
1. Keluarga
2. Lingkungan
3. Kepribadian
4. Rekreasi
5. Pergaulan dengan lawan jenis
6. Pendidikan/sekolah
7. Persahabatan dan solidaritas kelompok
8. Lapangan Kerja
Hubungannya dengan prestasi diri maka seorang
remaja dalam pengembangan aspek psikososialnya, harus
dapat dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kondisi yang kondusif sehingga membuat
tercapainya prestasi diri. Di bawah ini adalah beberapa
hal yang dapat berpengaruh bagi pengembangan aspek
psikososial remaja:

1. keluarga
2. lingkungan
3. kepribadian
4. rekreasi
5. pergaulan dengan lawan jenis
6. pendidikan
7. persahabatan dan solidaritas kelompok
8. meningkatkan kemampuan penyusuaian diri



 Penutup

A. kesimpulan
        Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa kita harus mencapai prestasi setinggi tingginya tak peduli sesulit apapun. Termasuk untuk kita generasi muda, kitalah yang wajib mengangkat derajat bangsa ini dimata dunia baik berprestasi dalam bidang politik ataupun olahraga dan lain lain.


B. saran
    penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca dapat lebih termotivasi untuk menggapai prestasi setinggi tingginya. Tak ada yang sulit jika kita punya motivasi dan semangat yang cukup, lakukan segalanya sesuai kemampuan dan tak usah memaksakan diri jika memang tak mampu untuk meraih itu, berprestasilah dibidang yang kalian minati karena Pada hakikatnya manusia adalah individu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki potensi diri yang berbeda satu dengan yang lainnya, sehingga prestasi diri setiap orang tentu tidak akan sama. Itu sebabnya para ahli berpendapat bahwa setiap siswa adalah individu yang unik
Daftar pustaka

—-  Depepdiknas, contextual teaching and learning pendidikan kewarganegaraan ——-
—-  http://hends25.blogspot.com ——–

MAKALAH KARYA ILMIAH penggunaan boraks dan formalin smp kelas 9


                                                                                                  Karya ilmiah
Penggunaan Borak dan formalin 
pada makanan
Memenuhi syarat kelulusan kelas 9
Tahun 2011/2012

Lembar Pengesahan
Pembimbing I Pembimbing II
Guru Mata Pelajaran Wali Kelas 9
Euis Siti Hadijah S.P Lili Pramuji , S.pd
NIP : NIP : 
Mengetahui
Kepala Sekolah

Drs . Cecep Suplihat .MM
                                                              NIP:
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.
Penulis
Prayogi Ramadhan
 
 
 
MOTTO
Motto yang kami pegang dalam penulisan karya ilmiah Yang Kami Buat ini adalah :
“No One Stop Me ,Talk Less Do More”
Urutan Singkat Mengenai Proses Karya Tulis.
Karya tulis ini menjelaskan tentang bagaimana sekarang ini banyak kejadian penggunaan boraks dan formalin sebagai bahan pengawet makanan. Di mana kedua bahan tersebut sangat dilarang digunakan sebagai bahan baku makanan. Dan jika penggunaannya terus dilakukan dan dikonsumsi dapat menyebabkan berbagai penyakit terutama kanker dan bahkan kematian untuk tingkat yang lebih lanjut. Hal ini telah menjadi hal yang cukup serius dan menjadi suatu masalah yang berusaha diselesaikan dengan baik oleh berbagai pihak terutama pemerintah.
Sebagai pusat utama kelangsungan negara, pemerintah harus dapat dengan bijak memutuskan dan bertindak bagaimana penanganan kasus tersebut. Terutama kasus pada pembuatan bakso dengan bahan pengawet boraks dan berbagai makanan seperti ikan asin serta tahu yang diawetkan dengan menggunakan formalin. Berbagai solusi kami tuliskan di sini. Tetapi solusi tersebut tidaklah semuanya dapat dijalankan dengan hasil yang cepat dan ada kemungkinan banyak faktor yang menyebabkan penyelesaian masalah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Karena masalah ini harus kembali lagi kepada masyarakatnya yang terlibat langsung.
Karya ilmiah ini kami persembahkan untuk :
Guru Pembimbing
 Harapan Penulis Dan Anggota :
Memenuhi Nilai Yang Kami Harapkan Pada Tugas Ini
DAFTAR ISI
Halaman Cover………………………………..…………………………………… 1
Lembar Pengesahan……………………………….……...…………………… 2
Kata Pengantar……..…………………………………….………………………. 3
Motto Dan Harapan Penulis………………………………………………. 4
Daftar Isi………………………………………………………………...………… 5
BAB I Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………….. 6
1.2 Pembatasan Masalah…………………..…………………….…………….. 6
1.3 Perumusan Masalah………………..….……………………………….…… 7
1.4 Tujuan Penulisan……………………….………………………..……………. 7
1.5 Metode Penelitian………….………………………………………………….7
1.6 Hipotesa…………………....…………………………………………………. ……8
1.7 Manfaat…………....…………………………...………………………………….. 8
BAB II LANDASAN TEORI………………………………………………… 9-10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian…………….……………………………………………… 11
3.2 Sumber Data…………………………………………………………… …. 11
3.3 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………… 11
3.4 Teknik Analisis Data…………………………………………………… . 11
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Boraks dan Formalin……………………………………………… . 12
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan… 12-13
4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks 14-16
4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks…………………………..
dan formalin di Indonesia……………………………………………………..… 16
BAB V PENUTUP……………………………………………..………………………. 17
BAB VI DAFTAR PUSTAKA……………………… ………………………… 18
Lampiran………………………………………………………………………………………..18-19
BAB I
BAGIAN TENGAH
 
Pada bab I ini akan dijelaskan mengenai latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, hipotesa dan manfaat.
1.1 Latar Belakang Masalah
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal.
Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
1.2 Pembatasan Masalah
Boraks adalah bahan kimia yang digunakan sebagai pengawet kayu, antiseptik kayu dan pengontrol kecoa. Sedangkan formalin adalah bahan kimia yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga dan dalam industri tekstil serta kayu lapis.
Kedua bahan kimia tersebut memang berguna jika digunakan sesuai fungsinya, tetapi menjadi sangat berbahaya bila digunakan dalam pembuatan pangan. Di mana pangan itu merupakan segala sesuatu yang menjadi bahan makanan manusia. Dan akibat dari penggunaan bahan-bahan kimia tersebut bisa jadi sangatlah fatal, dari kanker hingga menyebabkan kematian.
Dalam karya tulis ini kami akan berusaha membahas pendeskripsian sedetail mungkin dari boraks dan formalin itu sendiri serta bagaimana kedua bahan kimia tersebut dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pembuatan pangan. Begitu pula dengan berbagai akibat dari penggunaan boraks dan formalin pada pangan tersebut serta bagaimana solusi yang harus dilakukan demi membasmi hal ini dan mencegah terjadi lagi.
1.3 Perumusan Masalah
1 Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
2 Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?
3 Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4 Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5 Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?
1.4 Tujuan Penulisan
Mengetahui pengertian boraks dan formalin.
Mengetahui jenis-jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin pada proses pembuatannya.
Mengetahui dampak negatif dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Mengetahui peranan pemerintah dalam memberantas penggunaan formalin dan boraks pada makanan.
1.5 Metode Penulisan
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.
1.6 Hipotesa
1 Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2 Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3 Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
4 Sebenarnya pemerintah telah berperan dalam pemberantasan penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.
1.7 Manfaat
Dapat mengetahui cirri-ciri makanan dengan bahan baku boraks atau formalin sebagai pengawet sehingga dapat menghindarinya.
Dapat menghindari secara langsung penggunaan boraks dan formalik pada produk pangan.
Dapat menambah wawasan dengan mengetahui dampak yang diakibatkan dari penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan.
Dapat membantu pencegahan dan pemberantasan penggunaan boraks dan formalin dengan berbagai solusi yang telah dipikirkan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh. Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan.
a. Tanda dan gejala akut :
Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut.
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan boraks.
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
- Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua
dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
- Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau
menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab 3 ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
3.2 Sumber data
Sumber data kami adalah beberapa siswa SMA Kanisius, yang kira-kira kami ambil sampel adalah 40 siswa.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.
3.4 Teknik Analisis Data
Cara kami dalam menganalisis data yang kami dapat yaitu dengan pertama-tama memastikan bahwa semua data dan landasan teori yang diperlukan telah diperoleh dengan baik. Lalu kami mulai menghitung jumlah data, setelah itu kami mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari tiap pertanyaan pada angket berdasarkan jumlah responden yang memilih. . Langkah berikutnya, sesuai dengan jenis penelitian kami, kami menghubungkan data-data yang satu dengan yang lain dan juga dengan landasan teori yang ada. Langkah terakhir, kami menuangkannya dalam karya tulis ini.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai apa itu boraks dan formalin, dampak penggunaan boraks dan formalin pada makanan dan jenis-jenis makanan yang mengandung boraks dan formalin yang kesemuanya itu dilengkapi dengan hasil angket sebelumnya.
4.1 Pengetahuan akan Boraks dan Formalin
Menurut hasil angket kami, didapatkan bahwa yang mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin adalah 29 orang dan yang tidak mengetahui begitu pasti apa itu boraks dan formalin adalah 11 orang, dari total 40 angket yang dibagikan.
Hal itu menunjukkan bahwa responden yang mengetahui secara persis apa itu boraks dan formalin lebih banyak daripada yang tidak mengetahui secara pasti. Jika dimasukkan dalam persen maka 72,5 % responden menyatakan mengetahui boraks dan formalin, sedangkan 27,5 % lainnya tidak begitu mengetahui tentang boraks dan formalin.
Hasil ini menunjukkan bahwa penyuluhan dan pengetahuan akan boraks dan formalin harus lebih sering disosialisasikan, agar diharapkan kita semua mengetahui secara pasti apa itu boraks dan formalin, sehingga dapat menggunakannya secara benar, sesuai dengan fungsinya. Maka diharapkan juga dengan pengetahuan akan boraks dan formalin tersebut, kasus penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan dapat dikurangi bahkan menghilang dari masyarakat.
4.2 Dampak Penggunaan Boraks dan Formalin Pada Makanan
Melalui hasil angket yang telah kami sebarkan sebelumnya, didapat hasil bahwa jumlah responden yang mengerti akan dampak angket hamper sama dengan responden yang tidak begitu tahu tentang dampak boraks dan formalin pada makanan. Adapun jumlah responden yang tahu dampak boraks dan formalin pada makanan adalah 18 orang dan yang tidak begitu tahu sebanyak 20 orang sedangkan yang sama sekali tidak tahu ada 2 orang. Jika dituangkan dalam presentasi adalah sebagai berikut :
1. Jawaban A : 45%
2. Jawaban B : 5%
3. Jawaban C :50%
Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sebagian besar responden masih rancu atau bingung tentang apa dampak boraks dan formalin bagi tubuh tersebut.
Lalu apa sebenarnya dampak boraks dan formalin dalam makanan bila dikonsumsi tubuh kita?
a. Formalin
Formalin tidak boleh digunakan sebagai bahan pengawet untuk pangan. Akibatnya jika digunakan pada pangan dan dikonsumsi oleh manusia akan menyebabkan beberapa gejala diantaranya adalah tenggorokan terasa panas dan kanker yang pada akhirnya akan mempengaruhi organ tubuh lainnya,serta gejala lainnya.
Pengaruh Formalin Terhadap Kesehatan :
· Jika terhirup
Rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, kanker paru-paru.
· Jika terkena kulit
Kemerahan, gatal, kulit terbakar
· Jika terkena mata
Kemerahan, gatal, mata berair, kerusakan mata, pandangan kabur, kebutaan
· Jika tertelan
Mual, muntah, perut perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit
membiru, hilangnya pandangan, kejang, koma dan kematian.
b. Boraks
Efek toksiknya akan terasa bila boraks dikonsumsi secara kumulatif dan penggunaannya berulang-ulang. Pengaruh terhadap kesehatan :
· Tanda dan gejala akut :
Muntah, diare, merah dilendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
· Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak tahu seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang dianggap membahayakan. Oleh karena ada baiknya kita hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Jauhkan anak-anak dari makanan yang mengandung boraks dan formalin. Formalin dan boraks tidak boleh digunakan dalam makanan.
4.3 Makanan yang Biasanya Mengandung Formalin atau Boraks
Berdasarkan hasil penelitian melalui angket yang telah kami sebarkan, jumlah responden yang menganggap bahwa tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering diberi formalin sebanyak 33 orang, sedangkan yang memilih ikan sebanyak 6 orang, dan 1 orang memilih kerupuk. Sedangkan menurut makanan-makanan yang biasa mengandung boraks dan formalin yang biasanya mereka konsumsi, jumlah responden yang memilih tahu dan bakso sebanyak 28 orang, 10 orang memilih ikan dan 2 orang memilih kerupuk.
Data ini menunjukkan bahwa kebanyakan siswa SMA Kanisius beranggapan bahwa tahu dan bakso merupakan makanan yang biasanya diberi formalin atau boraks. Tahu dan bakso memang cukup dikenal sering diberi formalin maupun boraks, namun bukan mereka makanan yang paling sering diberi formalin maupun boraks. Berdasarkan penelitian Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005, penggunaan boraks formalin pada ikan dan hasil laut menempati peringkat teratas. Yakni, 66 persen dari total 786 sampel. Sementara mi basah menempati posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni 16 persen dan 15 persen.
Dan dari pertanyaan nomor tiga pada angket ternyata responden banyak menjawab bahwa mereka paling sering mengkonsumsi tahu dan bakso. Padahal, menurut kebanyakan dari mereka tahu dan bakso adalah makanan yang biasanya mengandung boraks atau formalin. Mengapa mereka masih tetap sering mengonsumsinya meskipun menganggap bahwa tahu dan boraks yang paling sering mengandung formalin dan boraks? Mungkin hal ini disebabkan karena siswa SMA Kanisius percaya bahwa para pedagang di Kanisius pasti tidak memberikan formalin maupun boraks pada dagangannya, maka mereka tidak takut untuk mengonsumsinya.
Namun tetap saja, boraks dan formalin sangatlah berbahaya bila termakan. Walaupun berdasarkan hasil penelitian Badan Pengawasan Obat dan Makanan Indonesia tahun 2005 penggunaan boraks dan formalin paling banyak adalah pada ikan dan hasil laut, namun jumlah 16 persen dan 15 persen tetap merupakan jumlah yang besar. Kita harus berhati-hati dalam memilih makanan yang akan kita makan, terutama makanan-makanan yang sedang marak diberi boraks maupun formalin.
Oleh karena itu, di bawah ini kami paparkan mengenai ciri-ciri dari beberapa makanan yang diberi boraks maupun formalin:
a. Mi basah
Penggunaan formalin pada mi basah akan menyebabkan mi tidak rusak sampai dua hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Baunya agak menyengat, bau formalin. Tidak lengket dan mie lebih mengkilap dibandingkan mie normal. Penggunaan boraks pada pembuatan mi akan menghasilkan tekstur yang lebih kenyal.
B. Tahu
Tahu merupakan makanan yang banyak digemari masyarakat, karena rasa dan kandungan gizinya yang tinggi. Namun dibalik kelezatannya kita perlu waspada karena bisa saja tahu tersebut mengandung bahan berbahaya. Perhatikan secara cermat apabila menemukan tahu yang tidak mudah hancur atau lebih keras dan kenyal dari tahu biasa, kemungkinan besar tahu tersebut mengandung bahan berbahaya, bisa formalin maupun boraks. Selain itu, tahu yang diberi formalin tidak akan rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat Celsius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es ( 10 derajat Celsius). Tahu juga akan terlampau keras, namun tidak padat. Bau agak mengengat, bau formalin.
C. Bakso
Bakso tidak rusak sampai lima hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Teksturnya juga sangat kenyal.
D. Ikan segar
Ikan segar yang diberi formalin tekstur tubuhnya akan menjadi kaku dan sulit dipotong. Ia tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar ( 25 derajat Celsius). Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan merah segar dan warna daging ikan putih bersih.
E. Ikan asin
Ikan asin yang mengandung formalin akan terasa kaku dan keras, bagian luar kering tetapi bagian dalam agak basah karena daging bagian dalam masih mengandung air. Karena masih mengandung air, ikan akan menjadi lebih berat daripada ikan asin yang tidak mengandung formalin. Tidak rusak sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar   ( 25 derajat Celsius). Tubuh ikan bersih, cerah.
4.4 Peran pemerintah dalam memberantas boraks dan formalin di Indonesia
Walaupun penyebaran boraks dan formalin di Indonesia sudah luas sekali dan sudah menjadi umum, pemerintah masih tidak mengambil langkah yang tegas dalam menangani hal ini. Buktinya bisa didapat, bahwa ternyata penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan masih merajalela.
Sebenarnya, pemerintah sudah berusaha mengambil tindakan, yaitu dengan melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Beberapa langkah sudah diambil oleh BPOM, seperti : melarang panganan permen merek white rabbit creamy, kiamboy, classic cream, black currant, dan manisan plum; mengeluarkan permenkes no. 722/1998 tentang bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam pangan; dan melakukan sosialisasi penggunaan bahan tambahan makanan yang diizinkan dalam proses produksi makanan & minuman sesuai UU No. 23/1992 untuk aspek keamanan pangan, & UU No. 71/1996. Tetapi upaya yang dilakukan Badan POM tersebut, hanya dianggap gertakan oleh para pedagang, karena Badan POM hanya mengeluarkan undang-undang dan aturan. Tetapi Badan POM tidak melakukan tindakan tegas seperti memberi sanksi tegas bagi pedagang yang masih menggunakan boraks dan formalin, bahkan badan ini masih kurang gencar dalam melakukan razia.
Dari data angket yang kami sebarkan ke beberapa responden, terdapat pertanyaan : “Menurut anda apakah peran pemerintah sudah ada dalam pemberantasan formalin? “ Dan dari pertanyaan itu, sebanyak 4 orang menjawab upaya pemerintah sudah banyak, sebanyak 17 orang menjawab upaya pemerintah sudah lumayan, dan terakhir 19 orang menjawab upaya pemerintah tidak ada sama sekali.
Dari hasil angket diatas, dapat disimpulkan bahwa upaya pemerintah masih kurang, karena lebih banyak orang yang beranggapan bahwa upaya pemerintah masih sangat kurang. Ini mungkin disebabkan karena memang pemerintah kurang serius / tegas dalam menangani masalah ini, padahal ini adalah masalah yang serius, karena dapat membahayakan kesehatan manusia. Pemerintah seharusnya lebih gencar dalam menangani masalah ini.
BAB V
PENUTUP
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab IV dapat disimpulkan bahwa:
a. Sebagian besar dari kita telah mengetahui tentang boraks dan formalin secara pasti, tetapi ada juga sebagian kecil lainnya yang belum begitu mengetahui apa itu boraks dan formalin.
b. Masih ada sebagian dari kita yang belum mengetahui secara pasti dampak penggunaan boraks dan formalin pada produk makanan, walaupun sebagian ada yang mengetahui secara pasti.
c. Menurut responden tahu dan bakso adalah makanan yang paling sering menjadi sasaran penggunaan boraks dan formalin. Tetapi menurut penelitian BPOM pada tahun 2005, ikan adalah bahan makanan yang paling sering menjadi sasaran boraks dan formalin.
d. Pemerintah masih sangat kurang dan tidak tegas dalam mengatasi masalah penggunaan boraks dan formalin, sehingga masih banyak kasus mengenai hal ini terjadi.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan makalah ini kami ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut:
Ø Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat mengenai boraks dan formalin, pengertian, fungsinya, serta dampaknya apabila tidak digunakan sesuai fungsinya.
Ø Pengawasan yang lebih ketat oleh pemerintah dan pengambilan tindakan tegas, seperti mengirimkan pengawas-pengawas pemerintah ke daerah-daerah tertentu dan membuat undang-undang mengenai boraks dan formalin.
Ø Masyarakat harus lebih jeli dalam memilih makanan dan tidak membelinya bila sepertinya mengandung bahan formalin maupun boraks.
Ø Kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemberantasan dan pencegahan penggunaan boraks dan formalin pada bahan makanan. Seperti melaporkan kepada yang berwajib jika melihat ada orang lain yang sengaja menggunakan boraks dan formalin pada makanan yang dijualnya, dan juga tidak secara sembarangan menjual boraks dan formalin, tanpa mengetahui latar belakang pembeliannya.
 
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net
LAMPIRAN :
PENYUSUN
Nama Anggota Kelompok :
Prayogi Ramadhan ( Ketua )
Amelia Febrianti ( Sekertaris )
Dadan Ramdhani
Novita Sari T.W
Merrita Efril Priscil
Puji Syukur Dan Terimakasih Banyak Kami Ucapkan Karena Kami telah Bisa Membuat Dan Menyelesaikan Tugas Ini Kami Harap Mendapat Nilai Yang Setimpal Dengan Kerja Keras Kami.