KATA
PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta karunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan
yang amat berarti hingga akhirnya penyusun dapat menyalesaikan makalah ini
dengan baik.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam
pembuatan makalah ini.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan,
apabila ada kata di dalam makalah ini yang kurang berkenan penulis mohon maaf
sebesar - besanya. Sekali lagi penyusun ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung penyusun dalam pembuatan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Kotamobagu,
05 September 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................................ 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 METABOLISME KARBOHIDRAT......................................................... 3
2.2 METABOLISME LEMAK......................................................................... 4
2.3 METABOLISME PROTEIN...................................................................... 11
2.4. KETERKAITAN METABOLISME KARBOHIDRAT,
PROTEIN,
DAN
LEMAK............................................................................................. 13
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................. 15
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………… 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Ada tiga
komponen penting penghasil energi yang sangat dibutuhkan bagi setiap manusia:
karbohidrat, lemak, dan protein. Khususnya bagi negara Indonesia sendiri yang
sangat terkenal dengan gizi buruk sampai saat ini. Karbohidrat sebagai zat gizi
merupakan nama kelompok zat-zat organik yang mempunyai struktur molekul yang
berbeda-beda, meski terdapat persamaan-persamaan dari sudut kimia dan
fungsinya. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Karbohidrat yang
terasa manis disebut gula (sakar). Dari beberapa golongan karbohidrat, ada yang
sebagai penghasil serat-serat yang sangat bermanfaat sebagai diet (dietary
fiber) yang berguna bagi pencernaan manusia. Lemak adalah sekelompok ikatan
organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon (C), Hidrogen (H) dan Oksigen (O),
yang mempunyai sifat dapat larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut
lemak), seperti ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat
pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair.
Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lipid, sedangkan yang cair pada suhu
kamar disebut minyak. Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena
yang paling erat hubunganya dengan proses-proses kehidupan. Semua hayat hidup
sel berhubungan dengan zat gizi protein. Nama protein berasal dari kata Yunani
protebos, yang artinya “yang pertama” atau “yang terpenting”. Di dalam sel, protein terdapat sebagai protein
struktural maupun sebagai protein metabolik. Protein struktural merupakan
bagian integral dari struktur sel dan tidak dapat diekstraksi tanpa menyebabkan
disentegrasi sel tersebut. Protein metabolik dapat diekstraksi tanpa merusak
dapat diekstraksi tanpa merusak integritas struktur sel itu sendiri. Molekul
protein mengandung unsur-unsur C, H, O, dan unsur-unsur khusus yang terdapat di
dalam protein dan tidak terdapat di dalam molekul karbohidrat dan lemak ialah
nitrogen (N). Bahkan dalam analisa bahan makanan dianggap bahwa semua N berasal
protein, suatu hal yang tidak benar. Unsur nitrogen ini di dalam makanan
mungkin berasal pula dari ikatan organik lain yang bukan jenis protein,
misalnya urea dan berbagai ikatan amino, yang terdapat dalam jaringan tumbuhan.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah
tahapan metabolisme karbohidrat?
2. Bagaimanakah
tahapan metabolisme lemak?
3. Bagaimanakah
tahapan metabolisme protein?
4. Bagaimanakah
keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan
tahapan metabolisme karbohidrat
2. Menjelaskan
tahapan metabolisme lemak
3. Menjelaskan
tahapan metabolisme protein
4. Menjelaskan
keterkaitan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Metabolisme Karbohidrat
Secara biokimia, karbohidrat adalah polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa ini bila
dihidrolisis. Karbohidrat mengandung gugus fungsi karbonil (sebagai aldehida atau keton) dan banyak gugus hidroksil. Pada awalnya, istilah karbohidrat
digunakan untuk golongan senyawa yang mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi
oleh n molekul air. Namun demikian,
terdapat pula karbohidrat yang tidak memiliki rumus demikian dan ada pula yang
mengandung nitrogen, fosforus, atau sulfur (Lehninger, A.L. ,1997).
Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe karbohidrat
adalah ukuran molekulnya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang
tersederhana; mereka dapat terhidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih
kecil. Monosakarida dapat didiikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer,
trimer, dan sebagainya dan akhirnya polimer. Dimer-dimer disebut disakarida.
Karbohidrat yang tersusun dari dua sampai delapan satuan monosakarida diperoleh
dari hidrolisis, maka karbohidrat itu disebut polisakarida (Fessenden &
Fessenden, 1986).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis
ke susunan yang lebih simpel dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat
dihidrolisis menjadi dua molekul monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan
karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi banyak molekul monosakarida
dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa diklasifikasikan lebih jauh, jika
mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika mengandung grup keton maka disebut
ketosa. Glukosa punya struktur molekul C6H12O6, tersusun
atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka glukosa adalah
aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak ditemui pada
buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida (Morrison,1983).
Karbohidrat
merupakan sumber energi yang murah untuk manusia dan ternak. Karbohidrat banyak
ditemukan pada beberapa bahan olahan dan juga serealia. Dengan beragamnya jenis
karbohidrat maka ada berbagai uji untuk mendeteksi karbohidrat seperti uji
Molish, uji Benedict, dan uji Iod. Ketiga uji tersebut berbeda dalam prinsip
pengujiannya.
Berikut
adalah tahapan yang terjadi dalam metabolisme karbohidrat:
Glikolisis
Glikolisis adalah katabolisme glukosa yang berlangsung di
dalam sitosol semua sel, menjadi:
1. asam piruvat,
pada suasana aerob (tersedia oksigen)
2. asam laktat,
pada suasana anaerob (tidak tersedia oksigen)
Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan
energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P= 12P.
Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan
siklus Kreb’s, akan dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna
(aerob) akan menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
1. Glikolisis
: 8P
2. Oksidasi
piruvat (2 x
3P)
: 6P
3. Siklus
Kreb’s (2 x
12P)
: 24P
Jumlah
: 38P
Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan
glukosa (glikolisis) menjadi piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi
asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam rangkaian siklus asam sitrat
untuk dikatabolisir menjadi energi.
Glukoneogenesis
Glukoneogenesis terjadi jika sumber
energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka tubuh adalah menggunakan
lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah memecah
protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun
tubuh.
2.2
Metabolisme Lemak
Transpor lemak
Pencernaan lemak terjadi didalam usus halus
dengan bantuan enzim hidrolitik, yaitu lipase yang mencerna triasilgliserol dan
fosforilase yang mencerna fosfolipid. Triasilgliserol diperoleh dari makanan,
kerja enzim lipase yang dihasilkan pankreas pada triasilgliserol akan
menghasilkan 2-monoasilgliserol dan 2 macam asam lemak (Philip et all., 2006).
Kadar lemak
dalam darah akan kembali normal setelah 2,5 hingga 3 jam setelah mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung lemak. Dalam darah lemak diangkut melalui tiga bentuk
yaitu kilomikron, partikel lipoprotein yang sangat kecil dan bentuk asam lemak
yang terikat dalam albumin. Kilomikron yang menyebabkan darah tampak keruh,
terdiri atas 81-82% lemak, 2% protein, 7% fosfolipid dan 9% kolesterol.
Kekeruhan akan hilang dan darah akan kembali jernih kembali apabila darah telah
mengalir melalui beberapa organ tubuh atau jaringan-jaringan karena terjadinya
proses hidrolisis lemak oleh enzim lipoprotein lipase. Kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga
bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan
menuju hati dan jaringan adipose (Poedjiadi, 2007).
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera
dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan
gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Trigliserida
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel
untuk dioksidasi menjadi energi. Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh
albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free
fatty acid/FFA). Kilomikron yang telah melewati pembuluh limfe di dada
selanjutnya akan masuk kedalam darah dan membantu pengangkutan bahan bakar
lipid keberbagai jaringan tubuh(Philip et all., 2006).
Pengangkutan Asam Lemak
dan Kolesterol
Pengangkutan
asam lemak dan kolesterol dapat dibedakan menjadi 2 jalur:
Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari usus ke hati dalam bentuk kilomikron (eksogenus). Dalam sirkulasi darah, TG yang terdapat dalam kilomikron dihidrolisis menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh permukaan endotel pembuluh darah. Namun demikian, tidak semua TG dapat dihidrolisis secara sempurna. Asam lemak bebas (FFA) yang dihasilkan kemudian dibawa ke dalam jaringan lemak (adipose tissue) selanjutnya mengalami reesterifikasi menjadi TG, atau FFA tetap berada di plasma berikatan dengan albumin. Selain itu, FFA juga diambil oleh sel hati, sel otot rangka, dan sel otot jantung. Di jaringan tersebut, FFA digunakan sebagai sumber energi, atau disimpan dalam bentuk lemak netral (trigliserida). Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari hati ke seluruh tubuh dalam bentuk lipoprotein (endogenus). Di hati, asam lemak diresintesis menjadi TG yang kemudian bergabung dengan kolesterol, posfolipid, dan protein menjadi very low density lipoprotein (VLDL). Fungsi VLDL adalah untuk mengangkut (transpor) TG dari hati ke seluruh jaringan tubuh. Selain dalam bentuk VLDL, TG juga diedarkan ke seluruh tubuh dalam bentuk intermedier density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Pembebasan asam lemak dari VLDL dengan cara hidrolisis oleh enzim lipase memerlukan heparin (sebagai kofaktor). VLDL yang telah kehilangan FFA berubah menjadi IDL. IDL setelah dihidrolisis oleh lipase akan kehilangan asam lemak kemudian berubah menjadi LDL. LDL memberikan kolesterol ke jaringan untuk sintesis membran sel dan hormon steroid. IDL memberikan posfolipid melalui enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester yang dibentuk dari kolesterol di HDL.
Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari usus ke hati dalam bentuk kilomikron (eksogenus). Dalam sirkulasi darah, TG yang terdapat dalam kilomikron dihidrolisis menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh permukaan endotel pembuluh darah. Namun demikian, tidak semua TG dapat dihidrolisis secara sempurna. Asam lemak bebas (FFA) yang dihasilkan kemudian dibawa ke dalam jaringan lemak (adipose tissue) selanjutnya mengalami reesterifikasi menjadi TG, atau FFA tetap berada di plasma berikatan dengan albumin. Selain itu, FFA juga diambil oleh sel hati, sel otot rangka, dan sel otot jantung. Di jaringan tersebut, FFA digunakan sebagai sumber energi, atau disimpan dalam bentuk lemak netral (trigliserida). Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari hati ke seluruh tubuh dalam bentuk lipoprotein (endogenus). Di hati, asam lemak diresintesis menjadi TG yang kemudian bergabung dengan kolesterol, posfolipid, dan protein menjadi very low density lipoprotein (VLDL). Fungsi VLDL adalah untuk mengangkut (transpor) TG dari hati ke seluruh jaringan tubuh. Selain dalam bentuk VLDL, TG juga diedarkan ke seluruh tubuh dalam bentuk intermedier density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Pembebasan asam lemak dari VLDL dengan cara hidrolisis oleh enzim lipase memerlukan heparin (sebagai kofaktor). VLDL yang telah kehilangan FFA berubah menjadi IDL. IDL setelah dihidrolisis oleh lipase akan kehilangan asam lemak kemudian berubah menjadi LDL. LDL memberikan kolesterol ke jaringan untuk sintesis membran sel dan hormon steroid. IDL memberikan posfolipid melalui enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester yang dibentuk dari kolesterol di HDL.
Oksidasi asam lemak
Asam lemak
dipecah melalui oksidasi pada karbon –β. oksidasi asam lemak terjadi di
mitokondria di mana asam lemak sebelum memasuki mitokondria mengalami aktivasi
. adenosin trifosfat ( ATP ) memacu pembentukan ikatan tioester antara gugus
karboksil asam lemak dengan gugus sulfhidril pada KoA. Reaksi pengaktifan
iniberlangsung di luar mitokondria dan dikatalisis oleh enzim asil KoA
sintetase(Rusdiana, 2004). Asam lemak merupakan bahan bakar utama untuk manusia
dan mamalia lainnya, dengan adanya O2, asam lemak dikatabolis menjadi CO2 dan
H2O, dan 40% dari energi bebas yang dihasilkan dari proses ini digunakan untuk
membentuk ATP(Montgomery, 1993). Oksidasi asam lemak terjadi dalam tiga tahap
yakni aktivasi, pengangkutan kedalam mitokondria dan oksidasi menjadi
asetil-CoA. Asam lemak masuk kedalam lintas metabolik didahului dengan
perubahan asam lemak menjadi turunan koenzim A-nya, dalam bentuk ini asam lemak
teraktivasi. Aktivasi asam lemak memicu pembentukan tioester dari asam lemak
dan CoA. Proses ini dibarengi dengan hidrolisis ATP menjadi AMP, enzim yang
mengkatalisis reaksi ini adalah asil-CoA sintetase(Philip et all., 2006).
Asam lemak
diaktifkan di luar membran mitokondria, proses oksidasi terjadi di dalam
matriks mitokondria. Molekul asil KoA rantai panjang tidak dapat melintasi
membran mitokondria, sehingga diperlukan suatu mekanisme transport khusus.Asam
lemak rantai panjang aktif melintasi membran dalam mitokondria dengan cara
mengkonjugasinya dengan karnitin, suatu senyawa yang terbentuk dari lisin.Gugus
asil dipindahkan dari atom sulfur pada KoA ke gugus hidroksil pada karnitin dan
membentuk asil karnitin. Reaksi ini dikatalisis oleh karnitin transferase I,
yang terikat pada membran di luar mitokondria. Selanjtunya, asil karnitin
melintasi membran dalam mitokondria oleh suatu translokase. Gugus asil
dipindahkan lagi ke KoA pada sisi matriks dari membran yang dikatalisis oleh
karnitin asil transferase II. Akhirnya karnitin dikembalikan ke sisi sitosol
oleh translokase menggantikan masuknya asil karnitin yang masuk.Molekul asil
KoA dari sedang dan rantai pendek dapat menembus mitokondria tanpa adanya
karnitin.
Pembentukan dan Metabolisme Senyawa Keton
Asetil koenzim
A yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam lemak dapat ikut dalam siklus asam
sitrat apabila penguraian lemak dan karbohidrat seimbang. Dalam siklus asam
sitrat, asetil koenzim A bereaksi dengan asam oksaloasetat menghasilkan asam
sitrat. Senyawa keton terjadi dari asetil koenzim A apabila penguraian lemak
terdapat dalam keadaan berlebihan. Dalam keadaan normal, jaringan dalam tubuh
menggunakan senyawa keton dengan jumlah yang sama dengan yang dihasilkan oleh
hati. Konsentrasi senyawa keton dalam sangat rendah (kurang dari 1 mg per 100
ml darah) dan kurang dari 0,1 gram yang dikeluarkan bersama urine tiap hari.
Pada penderita diabetes yang parah, konsentrasi senyawa keton dapat mencapai 80
mg per 100 ml darah, hal ini disebabkan oleh produksi senyawa keton lebih besar
daripada penggunaannya(Poedjiadi, 2007).
Asetoasetat
dibentuk dari asetil KoA dalam tiga tahap.Dua molekul asetil KoA berkondensasi
membentuk asetoasetil KoA. Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini merupakan
kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam lemak. Selanjutnya astoasetil
KoA bereaksi dengan asetil KoA dan air untuk menghasilkan 3 – hidroksi – 3 –
metilglutaril KoA ( HMG – KoA ) dan KoA . Kondensasi ini mirip dengan
kondensasi yang dikatalisis oleh sitrat sintase.Keseimbangan yang tidak
menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil KoA diimbangi oleh reaksi ini, yang
keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis iaktan tioester . 3 – Hidroksi
– 3 – metilglutaril KoA kemudian terpecah menjadi asetil KoA dan asetoasetat.
Hasil dari keseluruhan reaksi adalah: 2 Asetil KoA + H2O Asetoasetat +2 KoA H+3
– Hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat di matriks mitokondria.
Rasio hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung pada rasio NADH / NAD+ di
dalam mitokondria . Karena merupakan asam keto – β, asetasetat secara lambat
mengalami dekarboksilasi spontan menjadi aseton . bau aseton dapat dideteksi
dalam udara pernafasan seseorang yang kadar asetoasetat dalam darahnya
tinggi(Rusdiana, 2004).
Sintesis Asam Lemak
Biosintesa asam
lemak berbeda dengan oksidasi asam lemak. Senyawa yang digunakan untuk menambah
panjang rantai asam lemak adalah malonil –KoA, yang disintesa dari asetil-KoA.
Pada hewan tingkat tinggi sintesa asam lemak terjadi dalam hati, jaringan
adipos dan dalam kelenjar susu. Ditingkat sel pembentukan asam lemak
berlangsung dalam sitosol, sebaliknya oksidasi asam lemak terjadi pada
mitokondria. Asam sitrat dan karbondioksida merupakan senyawa yang penting
dalam biosintesa asam lemak yang bertindak sebagai katalisator(Martoharsono,
1988).
Beberapa ciri
penting jalur biosintesis asam lemak menurut Stryer (2000) adalah :
Sintesis berlangsung di sitosol, oksidasi terjadi di dalam matriks mitokondria.
Zat antara pada sintesis asam lemak berikatan kovalen dengan gugus sulfhidril pada protein – pembawa asil ( ACP ), sedangkan zat antara pada pemecahan asam lemak berikatan dengan koenzim A.
Sintesis berlangsung di sitosol, oksidasi terjadi di dalam matriks mitokondria.
Zat antara pada sintesis asam lemak berikatan kovalen dengan gugus sulfhidril pada protein – pembawa asil ( ACP ), sedangkan zat antara pada pemecahan asam lemak berikatan dengan koenzim A.
Enzim – enzim
pada sintesis asam lemak pada organisme yang lebih tinggi tergabung dalam suatu
rantai polipeptida tunggal, yang disebut sintase asam lemak Sebaliknya, enzim –
enzim pemecahan tampaknya tidak saling berikatan. Rantai asam lemak yang sedang
tumbuh, diperpanjang dengan cara penambahan berturut –turut unit dua karbon
yang berasal dari asetil KoA. Donor aktif unit dua karbon pada tahap
perpanjangan adalah malonil – ACP. Reaksi perpanjangan dipacu oleh pelepasan
CO2. Reduktor pada sintesis asam lemak adalah NADPH, sedangkan oksidator pada
pemecahan asam lemak adalah NAD dan FAD. Perpanjangan rantai oleh kompleks
sintase asam lemak terhenti setelah terbentuknya palmitat ( C16 ). Perpanjangan
rantai lebih lanjut dan penyisipan ikatan rangkap oleh sistem enzim yang lain.
Sintesis asam
lemak diawali dengan karboksilasi asetil KoA menjadi malonil KoA, reaksi yang
ireversibel ini merupakan tahap awal sintesis asam lemak. Sintesis malonil KoA
dikatalisis oleh asetil KoA karboksilse yang mengandung gugus prosterik biotin.
Gugus karboksil biotin berikatan kovalen dengan gugus amino pada residu lisin,
seperti halnya piruvat karboksilase. Persamaan antara asetil KoA karboksilase
dan piruvat karboksilase ialah bahwa asetil KoA mengalami karboksilasi dalam
dua tahap. Pertama, zat antara karboksibiotin terbentuk dengan menggunakan ATP.
Gugus CO2 aktif dalam zat antara ini kemudian dipindahkan ke Asetil KoA
membentuk malonil KoA (Stryer, 2000)
Sistem enzim
yang mengkatalisis asam lemak jenuh rantai panjang dari asetil KoA, malonil KoA,
dan NADH disebut sintase asam lemak. Tahap pemanjangan pada sintesis asam lemak
diawali dengan pembentukan asetil ACP dan malonil-ACP. Sfesitas malonil
transasilase sangat tinggi sedangkan asetil tranasilase dapat memindahkan gugus
asil lain selain unit asetil, walaupun lebih lambat. Sintesis asam lemak dengan
jumlah karbon ganjil, dimulai dengan propionil-ACP yang dibentuk dari propionil
KoA oleh asetil tranasilase. Asetil ACP dan malonil-ACP bereaksi untuk
membentuk asetoasetil-ACP. Reaksi kondensasi ini dikatalisis oleh enzim
penggabung asil-malonil-ACP. Asetil-ACP+malonil-ACP Asetoasetil-ACP+ACP+CO2
(Rusdiana, 2004)
Pada reaksi
kondensasi, satu unit empat karbon terbentuk dari satu unit dua karbon dan satu
unit tiga karbon, dan CO2 dibebaskan. Tiga tahap berikutnya pada sintesis asam
lemak adalah reduksi gugus keto pada C-3 menjadi gugus metilen. Pertama,
asetoasetil-ACP direduksi menjadi D-3 hidroksibutiril-ACP. Langkah akhir daur
ini adalah reduksi krotonil-ACP menjadi butiril ACP, NADPH berlaku sebagai
reduktor sedangkan oksidator pada reaksi yang sesuai dalam oksidasi –β adalah
FAD. Ketiga reaksi yakni reduksi, dehidrasi dan reduksi keduanya mengubah
asetoasetil-ACP menjadi butiril-ACP yang menyempurnakan daur perpanjangan
pertama. Pada daur kedua sintesis asam, butiril-ACP berkondensasi dengan
malonil-ACP membentuk C4- β ketoasil-ACP. Reduksi, dehidrasi, dan reduksi kedua
mengubah C6- β ketoasil-ACP menjadi C6- asil-ACP yang siap untuk proses daur
ketiga. Daur pemanjangan terus berlanjut sampai terbentuk C16-asil ACP.
(Girindra, 1986)
Desaturasi
terjadi dalam membran retikulum endosparma, desaturasi memerlukan NADH dan O2
dan dilaksanakan oleh suatu yang kompleks yang terdiri atas flavoprotein,
sitokorm, dan protein besi non hem. Mamalia tidak memiliki enzim yang dapat
membentuk ikatan rangkap distal dari C-9, sehingga diperlukan linoleat dan
linolenat dalam makanan. Sitokorm b5, sitokorm b5 reduktase dan suatu
desaturase yang terikat erat pada membran diperlukan untuk reaksi desaturasi.
NADH dan asam lemak keduanya dioksidasi, dan kedua pasang elektron ditransfer
ke O2 untuk membentuk 2H2O. Enzim desaturase menggunakan asil KoA sebagai
substrat yang dapat jenuh atau tidak jenuh tergantung spesifisitas desaturase.
Terdapat sekurang-kurangnya empat desaturase yang berlainan, desaturase asam
lemak ∆9-, ∆6-,∆5-dan ∆4- yang diberi nama sesuai dengan posisinya dalam rantai
asil KoA yang didesaturasi (Montgomery, 1993).
Biosintesis Triasilgliserol
Gliserol
diesterifikasi dengan satu, dua, atau tiga asam lemak membentuk
monoasill-, diasil dan triasilgliserol, dengan pusat kiral di karbon-2 dari bagian gliserol. Lemak dan minyak dari tumbuhan dan hewan yang triasilgliserol, sementara diasilgliserol adalah intermediet dan utusan seluler, dan monoasilgliserol, dibentuk oleh hidrolisis, surfaktan dan intermediet. Karena triasilgliserol tidak larut dalam air, kombinasi atau emulsifikasi dengan lemak lainnya, senyawa seluler, atau protein diperlukan sebelum transportasi dan metabolisme dapat terjadi. Biosintesis triasilgliserol dicapai dalam urutan tiga langkah dari 2-monoasilgliserol dan asam lemak. Pertama, asam lemak diaktifkan oleh asil-KoA sintetase katalis konversi ke thioester asil lemak dengan koenzim A yang sesuai. lemak asil-KoA kemudian digabungkan dengan monoacylglycerol 2-oleh aksi katalitik dari sebuah monoasilgliserol transferase untuk menghasilkan suatu diasilgliserol. Triasilgliserol akhir diperoleh dengan sambungan lemak asil-KoA dengan diasilgliserol melalui jalur diasilgliserol transferase (Wohlgemuth, 2010). Fosfatidat (diasilgliserol 3-fosfat) merupakan suatu zat yang umum pada sintesis triasilgliserol dan fosfogliserida. Jalur sintesisnya dimulai dari gliserol 3-fosfat yang dibentuk melalui reduksi dehidroksiaseton fosfat dan sebagian kecil dari fosforilasi gliserol. Gliserol3-fosfat mengalami asilasi oleh asil KoA dan membentuk lisofosfatidat yang selanjutnya mengalami asilasi dengan asil KoA menghasilkan fosfatidat. Asilasi ini dikatalisis oleh gliserol fosfat asil transferase. Fosfatidat akan dihidrolisis oleh suatu fosfatase yang spesifik yang dihasilkan oleh diasilgliserol, zat ini mengalami asmilasi dan menjadi triasilgliserol dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh digliserida asiltransferase. Enzim-enzim ini bergabung pada membran retikulum endoplasma
monoasill-, diasil dan triasilgliserol, dengan pusat kiral di karbon-2 dari bagian gliserol. Lemak dan minyak dari tumbuhan dan hewan yang triasilgliserol, sementara diasilgliserol adalah intermediet dan utusan seluler, dan monoasilgliserol, dibentuk oleh hidrolisis, surfaktan dan intermediet. Karena triasilgliserol tidak larut dalam air, kombinasi atau emulsifikasi dengan lemak lainnya, senyawa seluler, atau protein diperlukan sebelum transportasi dan metabolisme dapat terjadi. Biosintesis triasilgliserol dicapai dalam urutan tiga langkah dari 2-monoasilgliserol dan asam lemak. Pertama, asam lemak diaktifkan oleh asil-KoA sintetase katalis konversi ke thioester asil lemak dengan koenzim A yang sesuai. lemak asil-KoA kemudian digabungkan dengan monoacylglycerol 2-oleh aksi katalitik dari sebuah monoasilgliserol transferase untuk menghasilkan suatu diasilgliserol. Triasilgliserol akhir diperoleh dengan sambungan lemak asil-KoA dengan diasilgliserol melalui jalur diasilgliserol transferase (Wohlgemuth, 2010). Fosfatidat (diasilgliserol 3-fosfat) merupakan suatu zat yang umum pada sintesis triasilgliserol dan fosfogliserida. Jalur sintesisnya dimulai dari gliserol 3-fosfat yang dibentuk melalui reduksi dehidroksiaseton fosfat dan sebagian kecil dari fosforilasi gliserol. Gliserol3-fosfat mengalami asilasi oleh asil KoA dan membentuk lisofosfatidat yang selanjutnya mengalami asilasi dengan asil KoA menghasilkan fosfatidat. Asilasi ini dikatalisis oleh gliserol fosfat asil transferase. Fosfatidat akan dihidrolisis oleh suatu fosfatase yang spesifik yang dihasilkan oleh diasilgliserol, zat ini mengalami asmilasi dan menjadi triasilgliserol dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh digliserida asiltransferase. Enzim-enzim ini bergabung pada membran retikulum endoplasma
Biosintesis Kolesterol
Kolesterol
suatu komponen steroid pada membran-membran eukariot dan prekusor berbagai
hormon steroid, dibentuk dari asetil KoA. Langkah yang menentukan pada
sintesisnya adalah pembentukan mevalonat dari 3-hidroksi-3-metilglutaril
KoA(diperoleh dari asetil KoA). Movalonat akan diubah menjadi isopentil
pirofosfat (C5) yang berkondensasi dengan isomernya yaitu dimetil pirofosfat
(C5) untuk membentuk geranil pirofosfat (C10). Penambahan satu lagi molekul
isopentil pirofosfat menghasilkan farnesil pirofosfat (C15) yang berkondensasi
dengan molekulnya sendiri membentuk skualen (C30). Zat antara ini kemudian
mengalami siklisasi menjadi lanosterol (C30), dan selanjutnya dimodifikasi
menjadi kolesterol (C27). Sintesis kolesterol oleh hati dikendalikan oleh
perubahan dalam jumlah dan aktivitas dari 3-hidroksi-3-metilglutaril KoA
reduktase. (Martoharsono, 1988)
Kolesterol dan
lipid diangkut kedalam darah kesasaran spesifik oleh beberapa macam
lipoprotein. Triasilgliserol yang dikeluarkan dari usus halus diangkut oleh
kilomikron dan kemudian dihidrolisis oleh lipase yang terdapat pada dinding
kapiler di jaringan sasaran. Kolesterol dan berbagai macam lipid lainnya yang
berlebihan dihati, diangkut dalam bentuk lipoprotein berdensitas sangat rendah
(VLDL). Setelah mengeluarkan triasilgliserol ke jaringan adiposa dan jaringan
perifer lainnya, VLDL berubah menjadi lipoprotein berdensitas antara (IDL) dan
selanjutnya diubah menjadi lipoprotein berdensitas rendah (LDL), IDL dan LDL
mengangkut ester kolesterol terutama kolesterol linoleat. LDL akan diambil oleh
hati dan sel jaringan perifer dengan cara endositosis yang diperantarai oleh
reseptor. Reseptor LDL yang merupakan suatu protein yang terdapat pada membran
plasma sel sasaran, mengikat LDL dan juga berperan memasukkan LDL kedalam sel.
Dari kolesterol terbentuk lima kelas hormon steroid utama yakni progestagen,
glukokortikoid, mineralkortikoid, androgen, dan estrogen. Proses hidroksilasi
oleh P450-monoksigenase yang menggunakan NADPH dan O2 memegang peranan penting
pada sintesis hormon steroid dan garam-garam empedu dari kolesterol.
Progesteron (C21) disintesis dari pregnenolon, dan merupakan prekursor untuk
pembentukan kortison dan aldosteron. Hidroksilasi dan pemotongan rantai samping
progesteron menghasilkan androstendion yang merupakan suatu androgen (C19).
Estrogen (C18) disintesis dari androgen dengan mengeluarkan suatu gugus metil
sudut dan aromatisasi cincin A (Stryer, 2000).
2.3
Metabolisme Protein
Absorpsi
dan Transportasi
Hasil akhir pencernaan protein
terutama berupa asam amino dan ini segera diabsorpsi dalam waktu lima belas
menit setelah makan. Absorpsi terutama terjadi dalam usus halus berupa empat
sistem absorpsi aktif yang membutuhkan energi. Asam amino yang diabsorpsi memasuki
sirkulasi darah melalui vena porta dan dibawa ke hati. Sebagian asam amino
digunakan oleh hati, dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah di bawa ke
sel-sel jaringan. Kadang-kadang protein yang belum dicerna dapat memasuki
mukosa usus halus dan muncul dalam darah. Hal ini sering terjadi pada protein
susu dan protein telur yang dapat menimbulkan gejala alergi (immunological
sensitive protein ).
Sebagian besar asam amino telah
diabsorpsi pada saat asam amino sampai di ujung usus halus. Hanya 1% protein yang
dimakan ditemukan dalam feses. Protein endogen yang berasal sekresi saluran
cerna dan sel-sel yang rusak juga dicerna dan diabsorpsi.
Katabolisme protein
Katabolisme protein (penguraian asam
amino untuk energi) berlangsung di hati. Jika sel telah mendapatkan protein
yang mencukupi kebutuhannya. Setiap asam amino tambahan akan dipakai sebagai
energi atau disimpan sebagai lemak.
1. Deaminasi
Asam Amino
Deaminasi asam amino merupakan
langkah pertama, melibatkan pelepasan satu hidrogen dan satu gugus amino sehingga
membentuk amonia (NH3). Amonia yang bersifat racun akan masuk ke
peredaran darah dan dibawa ke hati. Hati akan mengubah amonia menjadi ureum
yang sifat racunnya lebih rendah, dan mengembalikannya ke peredaran darah.
Ureum dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal dan urine. Ureum diproduksi dari
asam amino bebas didalam tubuh yang tidak digunakan dan dari pemecahan protein
jaringan tubuh.
2. Osidasi
asam amino terdeaminasi
Bagian asam amino nonitrogen yang
tersisa disebut produk asam keto yang teroksidasi menjadi energi melalui siklus
asam nitrat. Beberapa jenis asam keto dapat diubah menjadi glukosa
(glukoneogenesis) atau lemak (lipogenesis) dan disimpan didalam tubuh. Karbohidrat
dan lemak adalah “ cadangan protein “ dan dipakai tubuh sebagai pengganti protein
untuk energi. Sat kelaparan, tubuh menggunakan karbohidrat dan lemak baru
kemudian memulai mengkatabolis protein.
Anabolisme protein
1. Sintesis
protein
Sintesis protein dari asam amino
berlangsung disebagian sel tubuh. Asam amino bergabung dengan ikatan peptida
pada rangkaian tertentu yang ditentukan berdasarkan pengaturan gen. Sintesis
protein meliputi pembentukan rantai panjang asam amino yang dinamakan rantai
peptida. Ikatan kimia yang mengaitkan dua asam amino satu sama lain dinamakan
ikatan peptida. Ikatan ini terjadi karena satu hidrogen (H) dari gugus amino
suatu asam amino bersatu dengan hidroksil (OH) dari gugus asam karboksil asam
amino lain. Proses ini menghasilkan satu molekul air, sedangkan CO dan NH yang
tersisa akan membentuk ikatan peptida . sebaliknya, ikatan peptida ini dapat
dipecah menjadi asam amino oleh asam atau enzim pencernaan dengan penambahan
satu molekul air, proses ini dinamakan hidrolisis.
2. Transaminasi
Transaminasi yang berlangsung di
hati, merupakan sintesis asam amino nonesensial melalui pengubahan jenis asam
amino menjadi jenis lainnya. Proses ini melibatkan pemindahan satu gugus amino
(NH2) dari sebuah asam amino menjadi satu asam keto sehingga
terbentuk satu asam amino dan satu asam keto baru.
2.4 Keterkaitan Metabolisme
Karbohidrat, Protein, dan Lemak
Karbohidrat,
lemak dan protein bertemu dalam proses metabolisme, yaitu di dalam siklus
Krebs. Sebagian besar pertemuannya berlangsung melalui pintu gerbang utama
siklus Krebs yaitu koenzim A. Akibatnya, ketiga zat tersebut dapat saling
mengisi sebagai bahan pembentuk semua zat tersebut. Karbohidrat dapat
disintesis dari lemak dan protein. Lemak dapat disintesis dari karbohidrat dan
protein. Protein dapat disintesis dari lemak dan karbohidrat (Setiowati &
Furqonita, 2007).

Sintesis
lemak dari karbohidrat dimulai saat karbohidrat berupa glukosa ddiuraikan
menjadi asam piruvat. Asam piruvat akan diubah menjadi gliserol. Selain diubah
menjadi asam piruvat, sebagian glukosa juga diubah menjadi gula fosfat yang
selanjutnya akan menjadi asetil koenzim A. Asetil koenzim A akan menjadi asam
lemak. Gliserol dan asam lemak akan menjadi lemak (Setiowati & Furqonita,
2007).
Sintesis
lemak dari protein dimulai saat protein diuraikan menjadi asam amino oleh enzim
protease. Asam amino yang terbentukakan mengalami deaminasi. Selanjutnya masuk
ke dalam siklus Krebs menjadi asam piruvat yang akhirnya menjadi asetil koenzim
A. Asetil koenzim A akan diubah menjadi asam lemak. Beberapa jenis asam amino
seperti serin, alanine dan leusin dapat diuraikan menjadi asam piruvat. Asam
piruvat akan diubah menjadi gliserol. Gliserol dan asam lemak akan membentuk
lemak (Setiowati & Furqonita, 2007).
Sintesis
protein yang berlangsung di dalam sel melibatkan asam deoksiribonukleat (AND) /
deoxyribonucleic acid (DNA), asam ribonukleat (ARN) / ribonucleic acid (RNA),
dan ribosom. Penggabungan molekul-molekul asam amino dalam jumlah besar akan
membentuk polipeptida. Pada dasarnya, protein adalah suatu polipeptida. Setiap
sel dari organisme mampu untuk mensintesis protein-protein tertentu yang sesuai
dengan keperluannya. Sintesis protein dalam suatu sel dapat terjadi karena pada
inti sel terdapat suatu zat yang berperan penting sebagai pengatur sintesis
protein. Substansi tersebuat adalah DNA dan RNA (Setiowati & Furqonita,
2007).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Metabolisme
karbohidrat yang terjadi di dalam tubuh meliputi 3 tahap, yaitu glikolisis,
glikogenesis dan gluconeogenesis. Metabolisme lemak juga ada 3 tahap, meliputi β oksidasi, siklus
krebs, dan fosforilasi oksidatif. Sedangkan metabolisme protein melibatkan DNA
dan RNA. Pemecahan protein ini melibatkan 2 proses, yaitu deaminasi dan
transmisi. Ketiga metabolisme tersebut saling berkaitan dan bertemu dalam
siklus krebs pada organ hati. Dari keterkaitan ketiganya juga bisa dilakukan
sintesis masing-masing, yaitu sintesis karbohidrat dari lemak dan protein,
sintesis lemak dari karbohidrat dan protein, juga sintesis protein dari
karbohidrat dan lemak.
DAFTAR PUSTAKA
apmbengkulu.blogspot.com/2013/11/makalah-kimia-karbonhidrat-lemak-dan.html
Why do people make money by making money online? - Work
BalasHapusDo you make money from gambling? · People can't earn from gambling. · People have no idea what they หาเงินออนไลน์ have to do. · People can youtube mp3 win septcasino at online casinos